Cirebon 25 Juli 2019, Prodi SKI mengadakan kajian rutin bertema: “ISLAM BERGERAK: Ormas Islam di Indonesia Awal Abad 20.” Pembicara utama adalah Didin Rosyidin, MA., Ph.D, sementara sebagai pembanding adalah salah seorang dosen muda Tendi, M. Hum.
Kajian ini sangat menarik karena pembicara utama tidak sekedar mengeksplorasi peran Ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah, tetapi juga Ormas Islam lain seperti Persis, Nahdatul Wathan, dan juga Matlaul Anwar Banten yang memiliki pengaruh dalam pergerakan Islam di tingkat lokal dalam dasawarsa sebelum dan setelah kemerdekaan.
Didin Rosyidin, MA., Ph.D., mengutip dari pernyataan Federspiel bahwa Ormas Islam seperti NU Muhammadiyah dan lainnya menjadi tulang punggung gerakan Islam sepanjang abad 20. Namun, kiprah NU dan Muhammadiyah adalah sesuatu yang lumrah dibahas dalam setiap pembicaraan tentang gerakan Islam Kontemporer di Indonesia. Sementara peran ormas lain hanya sedikit dibicarakan dalam diskursus akademik. Ia mencontohkan salah satu bentuk gerakan perlawanan terhadap kolonialisme melalui pendidikan yang sampai kini masih eksis di Banten yaitu Matlaul Anwar dan Al-khoiriyah. Kedua Lembaga pendidikan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap orientalisme pendidikan Barat masa kolonial yang hingga kini masih dapat kita lihat.
Adapun Tendi M.Hum., jauh ke belakang melacak persebaran gerakan Islam di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh situasi global. Salah satunya adalah ketika dibukanya Terusan Suez,yaitu terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir menghubungkan Pelabnuhan Said di Laut Tengah dengan Suez di Laut Merah. Kondisi itu sedikit banyak mempermudah Islam menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia dan sebaliknya. Karena itu tidak heran jika dunia Islam di Indonesia semakin beragam baik pemikiran dan gerakan sosialnya.
Diskusi semakin menarik karena beberapa yang hadir menginginkan kajian sejarah mesti juga didekati atau dielaborasi dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi. Karena akan semakin komprehensif dan mendalam pembahasan tentang fakta-fakta sejarah jika pelbagai persepektif yang dipakai untuk menelisik dunia sejarah.