Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Gelar Diskusi Bulanan Bertema “Perdamaian Versus Kemerdekaan Palestina”
Jakarta, 24 Juli 2024 – Pusat Kajian Sejarah dan Budaya, Jurusan Sejarah Peradaban Islam, kembali mengadakan diskusi rutin bulanan pada hari Rabu, 24 Juli 2024. Diskusi kali ini mengangkat tema yang sangat relevan dan mendalam, yaitu “Perdamaian Versus Kemerdekaan Palestina”. Acara tersebut dibuka oleh Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Aah Syafa’ah, M.Ag, dan menghadirkan tiga narasumber ahli yang memberikan pandangan beragam mengenai isu ini.
Narasumber dan Materi Diskusi
Dr. Zaenal Masduqi, M.Ag, MA, Dosen dan Direktur Pusat Kajian Sejarah dan Budaya UIN SSC, menjelaskan bahwa tema ini dipilih sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap perjuangan Palestina melawan kejahatan yang dilakukan oleh Israel. Menurutnya, sejak Deklarasi Balfour oleh pemerintah Inggris yang menjanjikan tanah Palestina kepada Yahudi, telah terjadi gelombang migrasi besar-besaran yang meningkatkan kekerasan akibat perlawanan warga Palestina untuk mempertahankan tanah mereka. Gerakan Yahudi yang didukung oleh Barat menjadi cikal bakal zionisme yang kita kenal hari ini, dengan berbagai serangan Israel yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dr. Zaenal menekankan bahwa perdamaian kini menjadi fokus utama perlawanan para nasionalis Palestina setelah sebelumnya mengandalkan bantuan dari negara-negara tetangga.
Dr. Khalid Al Walid, Ketua STAI Sadra Jakarta, menyoroti perkembangan terkini yang memberikan angin segar bagi pendukung perjuangan Palestina. Keputusan Mahkamah Internasional yang menolak Israel sebagai negara yang diakui secara eksistensial serta deklarasi Beijing yang menyatukan faksi-faksi di Palestina, khususnya Hamas dan Fatah, memberikan harapan baru. Kedua fakta ini membuat situasi Israel semakin sulit, terutama dengan meningkatnya dukungan dari negara-negara lain terhadap kemerdekaan Palestina dan gerakan masyarakat di Barat yang mendukung Palestina meskipun kebijakan pemerintah mereka masih setia dengan Israel.
Dr. Mohammad Subhi, M.Hum, Ketua Program Studi Magister Ilmu Agama Islam Universitas Paramadina, mengungkapkan bahwa tindakan Israel terhadap Palestina membuka mata internasional bahwa praktik kolonialisme masih terjadi di era modern ini. Penyerangan yang dilakukan Israel jelas melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Dr. Subhi menjelaskan empat alasan mengapa Israel yang jelas-jelas melakukan kejahatan tetap tidak tersentuh: hubungan khusus dengan Barat, kuatnya lobi dan dominasi media informasi yang dimiliki Israel, penggunaan teror sebagai instrumen politik, serta dukungan kuat dari Amerika Serikat dan kebijakan lunak terkait permasalahan Israel-Palestina.
Harapan dan Kesimpulan
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konflik Palestina-Israel dan mendukung perjuangan perdamaian di Palestina. Para narasumber sepakat bahwa dukungan internasional dan kesadaran global sangat penting dalam upaya mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan untuk rakyat Palestina.
Acara ini berhasil menarik perhatian banyak peserta dan diharapkan dapat menjadi pendorong untuk aksi nyata dalam mendukung kemerdekaan dan perdamaian bagi Palestina.